Mei 10, 2019

Gaya Komunikasi Lisan: Definisi, Jenis, dan Implikasinya dalam Interaksi Sosial

Share :

Komunikasi lisan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling mendasar dan esensial dalam kehidupan manusia. Melalui komunikasi lisan, informasi, ide, dan emosi disampaikan secara langsung dari satu individu ke individu lainnya, baik dalam konteks formal maupun informal. Gaya komunikasi lisan yang efektif sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat, baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional.



Definisi Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan adalah proses penyampaian pesan melalui kata-kata yang diucapkan. Ini mencakup berbagai bentuk interaksi verbal, seperti percakapan tatap muka, panggilan telepon, diskusi kelompok, presentasi, dan pidato. Dalam komunikasi lisan, penting tidak hanya apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana cara menyampaikannya, termasuk intonasi, kecepatan bicara, dan ekspresi wajah.



Jenis-jenis Gaya Komunikasi Lisan

1. Gaya Asersif
   - Deskripsi: Gaya komunikasi ini ditandai dengan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menyatakan pendapat secara tegas namun tetap menghormati orang lain.
   - Contoh: Mengatakan "Saya merasa bahwa ide ini bisa lebih baik jika kita mempertimbangkan beberapa perubahan" dengan nada yang tenang dan jelas.

2. Gaya Agresif
   - Deskripsi: Gaya ini cenderung memaksakan pendapat dan keinginan sendiri tanpa memperhatikan perasaan atau hak orang lain.
   - Contoh: Mengatakan "Kamu harus melakukannya dengan cara saya, tidak ada pilihan lain" dengan nada suara yang keras dan dominan.
3. Gaya Pasif
   - Deskripsi: Gaya komunikasi pasif ditandai dengan kecenderungan untuk menghindari konflik dan mengesampingkan pendapat atau kebutuhan pribadi.
   - Contoh: Mengatakan "Terserah kamu saja, saya ikut saja apa keputusanmu" dengan nada yang rendah dan tidak meyakinkan.

4. Gaya Pasif-Agresif
   - Deskripsi: Gaya ini mengombinasikan elemen pasif dan agresif, di mana seseorang secara tidak langsung mengekspresikan ketidakpuasan atau kemarahan.
   - Contoh: Mengatakan "Oh, saya lupa melakukan itu, tetapi kamu seharusnya sudah tahu saya sibuk" dengan nada yang sarkastik atau sinis.

5. Gaya Manipulatif
   - Deskripsi: Gaya ini menggunakan cara-cara tersembunyi untuk mempengaruhi atau mengendalikan orang lain demi kepentingan pribadi.
   - Contoh: Mengatakan "Kalau kamu benar-benar teman saya, kamu pasti akan membantu saya dalam proyek ini" dengan nada yang memancing rasa bersalah.



Implikasi Gaya Komunikasi Lisan dalam Interaksi Sosial

Gaya komunikasi lisan yang dipilih seseorang memiliki dampak signifikan pada kualitas hubungan interpersonal dan lingkungan kerja. Berikut beberapa implikasinya:

- Hubungan Personal: Gaya komunikasi asertif cenderung membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati. Sebaliknya, gaya agresif dapat menimbulkan konflik dan keretakan hubungan.

- Lingkungan Kerja: Dalam konteks profesional, gaya komunikasi yang efektif, seperti asertif, dapat meningkatkan kolaborasi tim dan produktivitas. Gaya komunikasi pasif atau agresif sering kali menyebabkan kesalahpahaman dan ketidakpuasan di antara rekan kerja.

- Negosiasi dan Resolusi Konflik: Gaya komunikasi lisan yang digunakan dalam negosiasi atau penyelesaian konflik menentukan hasil yang dicapai. Pendekatan asertif dan empati lebih mungkin menghasilkan solusi yang memuaskan semua pihak, dibandingkan dengan pendekatan agresif atau pasif.



Kesimpulan
Pemahaman dan penggunaan gaya komunikasi lisan yang tepat adalah keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Dengan menyadari perbedaan antara gaya komunikasi dan dampaknya, seseorang dapat lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Komunikasi lisan yang baik bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana cara mengatakannya, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif dalam berbagai aspek kehidupan.



Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar