Faktor Penentu Kesehatan Kerja

Share :
Tujuan utama dari kesehatan kerja adalah untuk mencapai kesehatan masyarakat pekerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi inilah biasa disebut sebagai determinan atau faktor penentu kesehatan kerja, yang mencakup tiga faktor utama, yakni: beban kerja, beban tambahan akibat dari lingkungan kerja, dan kemampuan kerja.


1. Beban Kerja 
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, merupakan beban bagi yang melakukan. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Masing-masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja.
Ada orang yang lebih cocok untuk menanggung beban fisik, tetapi adapula yang lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban mental atau sosial. Penempatan seorang pekerja atau karyawan seharusnya sesuai dengan beban optimum yang sanggup dilakukan. Tingkat ketepatan penempatan seseorang pada suatu pekerjaan, di samping didasarkan pada beban optimum, juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, motivasi dan sebagainya.
Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat untuk mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik, untuk membantu beban hitung-menghitung diciptakan kalkulator atau komputer, dan sebagainya.

2. Beban Tambahan 
Di samping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja atau karyawan, pekerja sering atau kadang-kadang memikul beban tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban tambahan karena lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan, dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang bersangkutan.

Beban tambahan ini dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor yakni:
1. Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas, kelembaban yang tinggi atau rendah, suara yang bising, dan sebagainya.
2. Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbukan gangguan kerja, misalnya: bau gas, uap atau asap, debu, dan sebagainya.
3. Faktor biologis, yaitu binatang atau hewan dan tumbuhtumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak mengganggu, misalnya: nyamuk,lalat, kecoa, lumut, aman yang tak teratur, dan sebagainya.
4. Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan (ergonomic), misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek.
5. Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya: adanya klik, gosip, cemburu, dan sebagainya.


Agar faktor-faktor tersebut tidak menjadi beban tambahan kerja, atau setidak-tidaknya mengurangi beban tambahan tersebut, maka lingkungan kerja harus ditata secara sehat atau lingkungan kerja yang sehat. 

Lingkungan kerja yang tidak sehatakan menjadi beban tambahan bagi kerja atau karyawan misalnya:
1. Penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak cukup dapat menyebabkan kelelahan mata.
2. Kegaduhan dan bising dapat mengganggu konsentrasi, mengganggu daya ingat, dan menyebabkan kelelahan psikologis.
3. Gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernapasan dapat mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh, yang akhirnya menurunkan daya kerja.
4. Binatang, khususnya serangga (nyamuk, kecoa, lalat, dan sebagainya) di samping mengganggu konsentrasi kerja, juga merupakan pemindahan (vektor) dan penyebab penyakit.
5. Alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis (tidak sesuai dengan ukuran tubuh) akan menyebabkan kelelahan kerja yang cepat
6. Hubungan atau iklim kerja yang tidak harmonis dapat menimbulkan kebosanan, tidak betah kerja dan sebagainya, yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja.


Agar faktor-faktor tersebut tidak manjadi beban tambahan kerja, faktor lingkungan tersebut dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan gairah kerja, misalnya:

1. Penerangan atau pencahayaan yang cukup, standar penerangan tempat kerja setara dengan 100 sampai dengan 200 kali lilin. Penggunaan lampu neon (fluorescent) dianjurkan karena: kesilauan rendah, tidak banyak bayangan, dan suhu rendah.
2. Dekorasi warna di tempat kerja. Warna atau cat tembok mempunyai arti penting dalam kesehatan kerja. Warna merah misalnya, dapat merangsang seseorang bekerja lebih cepat daripada warna biru.
3. Mendesain sirkulasi udara sedemikian rupa supaya nyaman atau juga pemasangan pendingin yang tepat (AC) akan meningkatkan efisiensi kerja, suhu AC yang terlalu dingin akan mengurangi efisiensi kerja.
4. Bebas serangga (lalat, nyamuk, kecoa), dan bebas dari bau-bauan yang tidak sedap.
5. Penggunaan musik di tempat kerja, dan sebagainya.