Employee Engagement

Share :

Employee engagement merupakan konsep Sumber Daya Manusia (SDM) yang menggambarkan tingkat antusiasme dan dedikasi yang dirasakan seorang pekerja terhadap pekerjaannya. Karyawan yang terlibat peduli dengan pekerjaan mereka, kinerja perusahaan, dan merasa bahwa upaya mereka membuat perubahaan. 

Seorang karyawan yang terlibat di dalamnya lebih dari sekadar mendapat gaji dan dapat mempertimbangkan kesejahteraan mereka terkait dengan kinerja mereka, dan dengan demikian berperan penting bagi kesuksesan perusahaan mereka.

Employee engagement dapat menjadi sangat penting bagi keberhasilan perusahaan, mengingat hubungannya yang jelas antara kepuasan kerja dan moral karyawan. Komunikasi adalah bagian penting dalam menciptakan dan memelihara employee engagement. Karyawan yang terlibat lebih mungkin untuk menjadi produktif dan berkinerja lebih tinggi. Mereka juga sering menunjukkan komitmen yang lebih besar terhadap nilai dan tujuan perusahaan.


Cara Mendorong Employee Engagement

Perusahaan dapat mendorong employee engagement dengan banyak cara, termasuk :

- mengomunikasikan harapan pekerjaan dengan jelas, 

- menawarkan penghargaan dan promosi untuk pekerjaan yang sangat baik, 

- memberi tahu karyawan tentang kinerja perusahaan, 

- memberikan umpan balik secara teratur, 

- membuat upaya untuk membuat karyawan merasa dihargai dan dihormati, 

- mendengarkan dan memahami ide-ide karyawan,

- memberikan diskon atau voucher tertentu pada karyawan,

- memprioritaskan produktivitas dan work-life balance,

- memberikan tunjangan kesehatan.


Tips : Perusahaan juga dapat membangun strategi employee engagement memakai konsep piramida kebutuhan dasar Abraham Maslow, yang meliputi: kebutuhan dasar untuk bertahan hidup dan keamanan, kebutuhan psikologis, dan pemenuhan diri.

Karyawan yang terlibat percaya bahwa pekerjaan mereka bermakna, percaya bahwa mereka dihargai dan didukung oleh atasan mereka dan bahwa mereka telah dipercayakan dengan kesuksesan perusahaan mereka.

Employee engagement telah dianggap sebagai bagian dari teori manajemen sejak tahun 1990-an dan diadopsi secara luas pada tahun 2000-an. Meskipun sebagian skeptis atas kesulitan untuk mengukurnya, employee engagement terbukti berdampak langsung dengan profitabilitas dan kesehatan finansial perusahaan.


Karakteristik Employee Engagement

Karyawan yang terlibat sering kali membangun hubungan emosional dengan pekerjaan dan perusahaan mereka, dan akan fokus bekerja menuju tujuan organisasi mereka. Sementara perusahaan dapat mendefinisikan keterlibatan karyawan sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri, karakteristik dasar dari karyawan yang terlibat adalah:

a. Mereka tahu apa peran mereka, apa tugas mereka, dan mereka ingin melakukannya.

b. Mereka setia kepada perusahaan mereka dan produktif.

c. Mereka termotivasi untuk bekerja menuju kesuksesan organisasi mereka dan mengetahui seperti apa kesuksesan itu (dan bagaimana cara mencapainya).

d. Mereka terhubung secara rasional dan emosional dengan organisasi mereka dan termotivasi untuk tampil di tingkat yang tinggi.

e. Mereka secara intelektual dan emosional terhubung ke organisasi mereka, yang diukur dengan tiga perilaku utama menurut perusahaan outsourcing Aon Hewitt:

- Say (seorang karyawan secara konsisten berbicara positif tentang perusahaan mereka kepada rekan kerja, pelanggan, dan calon pekerjaan);

- Stay (karyawan memiliki keinginan yang kuat untuk tetap berada di organisasi meskipun memiliki kesempatan lain);

- Strive (ketika seorang karyawan membuat upaya ekstra untuk berkontribusi pada kesuksesan organisasi mereka)



Contoh Employee Engagement

Honda melibatkan karyawannnya dalam kegiatan community outreach. Selain itu, karyawan Honda biasanya bertemu di luar kantornya sebulan sekali. Karyawan yang terlibat dalam komunitas menciptakan lingkungan tanggung jawab sosial baik di dalam maupun di luar tempat kerja.

Mitsubishi Electric menerapkan sistem rekrutmen berbasis intranet dan sistem yang memungkinkan karyawan untuk membangun rencana karir mereka sendiri, mempublikasikan permintaan mereka untuk dipindahkan agar ditempatkan pada posisi yang sesuai bagi mereka dan memberikan kesempatan transfer atas permintaan karyawan. Mereka juga membuat sistem bonus untuk penemuan dan inovasi untuk memotivasi karyawan menciptakan penemuan baru bagi perusahaan.

Samsung ingin memperkuat product knowledge karyawan, menumbuhkan semangat tim, dan membaca lebih dalam tentang kinerja keseluruhan tim mereka. Mereka percaya bahwa dengan membuat game sesi training akan menjadi cara yang bagus untuk mencapai semua tujuan tersebut, mereka juga menggunakan pengumpul data RFID untuk memberikan gambaran yang lebih akurat dan jelas tentang penampilan individu dan tim selama sesi training. Profil setiap anggota tim terhubung ke gelang RFID mereka dan perwakilan penjualan memperoleh poin berdasarkan cara mereka melakukan tugas tertentu. Informasi ini ditampilkan di papan peringkat khusus di beberapa TV di berbagai ruangan acara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar