Januari 19, 2015

Multitasking dalam Dunia Kerja

Share :

Multitasking sudah menjadi istilah umum dalam organisasi dan dunia kerja. Pekerja dengan skill multitasking biasa dicari dengan alasan menghemat pengeluaran. Namun, apakah multitasking bermanfaat terhadap efisiensi, akuntabilitas dan produktifitas kerja?



Multitasking adalah istilah yang disadur dari dunia IT. Multitasking bermakna kemampuan komputer menjalankan dua atau lebih program dalam satu waktu yang sama. Istilah ini kemudian diterjemahkan sebagai kemampuan manusia dalam bekerja untuk mengerjakan beberapa tugas berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Kemajuan teknologi yang memudahkan pekerjaan konvensional menjadikan multitasking sebagai kebutuhan yang tak bisa lagi dihindari. Dalam perjalanannya, beberapa manajemen mengharuskan pekerja mampu mengambil keputusan atas sebuah permasalahan tanpa harus meneruskannnya ke kursi manajer.


Multitasking mempunyai kelebihan diantaranya :

-Multitasking memudahkan kita menyelesaikan pekerjaan dengan beragam prioritas dalam waktu yang sama, poin ini tentu untuk tugas atau tangung jawab harian yang sederhana.

-Multitasking menguntungkan pekerja yang mudah bosan dengan pekerjaan repetitif dan monoton setiap harinya.

-Jeda dan kesinambungan antar beragam tugas akan menambah pengalaman, kreatifitas dan mengurangi kejenuhan.

-Multitasking membantu kita mengatasi berbagai gangguan dalam menyelesaikan pekerjaan.

-Multitasking mengembangkan kemampuan kita dalam menguasai kesibukan kerja.

-Multitasking membantu kita menyelesaikan banyak pekerjaan meskipun pencapaiannya dilakukan sedikit demi sedikit secara bersamaan.



Selain punya kelebihan, multitasking juga mempunyai kekurangan, diantaranya :

-Riset menunjukkan multitasking memperlambat penyelesaian sebuah tugas. Hal ini karena ketika kita berpindah antara beberapa tugas, otak kita harus menyusun ulang urutan penyelesaian masing-masing tugas.

-Riset menunjukkan multitasking akan membuat pekerja mengidap ADD (Atention Defisit Disorder), karena dengan bekerja multitasking perhatian kita terpecah dalam beberapa tugas yang berarti harus mengorbankan kualitas kerja. Keseringan mengakses teknologi yang memudahkan multitasking juga akan menurunkan sementara nilai IQ sebesar 10 poin.

-Berpindah-pindah antara banyak tugas artinya mengingat sampai mana tugas sebelumnya kita tinggalkan. Ini tentu membutuhkan waktu dan bisa menurunkan produktifitas kerja secara keseluruhan.

-Multitasking menghindari istilah gaji buta, namun pertanyaannya apakah tumpukan tugas kita benar-benar ada, tujuannya apa, apa hanya sebuah game manajemen untuk membuat pekerja terlihat sibuk kalau-kalau ada inspeksi dadakan, seberapa banyak tugas nyata yang benar-benar sudah kita selesaikan setiap harinya. Efsisiensi pun patut kita pertanyakan.

-Riset menunjukkan otak kita akan mendapat stress negatif akibat multitasking. Berpindah antara banyak tugas dan membuat berbagai keputusan akan melelahkan otak itu sendiri sehingga kemampuan kita dalam mengambil keputusan menjadi kurang maksimal.

-Multitasking akan menyulitkan kita menyelesaikan pekerjaan dengan tanggung jawab yang rumit apalagi diganjar upah yang nyata-nyata menyalahi aturan. Bahkan tidak jarang multitasking juga menjadi penyebab rancunya akuntabilitas sebuah profesi, juga hilangnya fokus sebuah tim.



Apa kuncinya agar mampu multitasking?

- Susunlah prioritas dan urutan untuk menyelesaikan beragam permasalahan setiap harinya. Catatlah batas waktu untuk menyelesaikan tanggung jawab yang ada. Perkirakan dan catat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing tugas. Lalu kelompokkan tugas-tugas mana saja yang sekiranya dapat diselesaikan secara bersamaan.

- Jika mampu, selesaikan dulu prioritas utama atau apa yang kita kerjakan di awal. Untuk menyelesaikan tugas yang butuh konsentrasi lebih, jauhi gangguan kerja untuk fokus menyelesaikannya, manajemen yang profesional tentu mendukung hal ini.

- Untuk tugas prioritas rendah lihatlah kembali deadlinenya dan beritahukan stakeholder kapan kita bisa menyelesaikannya.

- Melakukan jeda dan melanjutkan tugas lain itu perlu, pastikan melakukannya dengan terorganisir. Partisilah jam kerja sehari menjadi --misalkanlah-- setengah jam, ini untuk menambah fleksibilitas dalam menyelesaikan beragam tugas yang ada.

Kalau kita kesulitan memfokuskan diri dengan kerja multitasking, fokuslah dulu pada tugas prioritas sambil belajar mengabaikan hal tidak penting di tempat kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar